Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti cara membuat pola, memotong, dan melipat benda kerja pelat / logam lembaran.
2.
Agar mahasiswa mampu melakukan kerja pembuatan pola, pemotongan dan
pelipatan benda kerja pelat / logam lembaran secara benar.
3.1 Teori Kerja Plat
Yang
dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung
logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan
keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi
macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis,
melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan
lain-lain. Dalam modul materi pengerjaan plat ini akan dibahas tetang :
1. Proses pemotongan plat
2. Proses Tekuk (bending)
3. Proses Rolling
1. Pemotongan Plat
Pada
proses pemotongan plat, alat yang digunakan untuk memotong plat adalah
mesin gullotine. Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin
gullotine manual dan mesin gullotine hidrolik. Disini alat yang
digunakan untuk praktek pada praktikum proses produksi adalah mesin
guillotine manual. Mesin gullotine manual pemotongan pelat dilakukan
dengan tuas penekan yang digerakkan oleh kaki si pekerja.
pelat yang dapat dipotong di bawah 0,6 mm.
Prinsip
kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untuk proses
pemotongan Pelat yang dipotong diletakkan pada landasan pisau tetap
dan 9
pisau
atas ditekan sampai memotong pelat. Untuk mengurai besarnya gaya
geser sewaktu tejadinya proses pemotongan posisi mata pisau atas
dimiringkan, sehingga luas penampang pelat yang yang
dipotong mengecil .
Gambar 2.1 Posisi mesin gullotine
Hasil
pemotongan dari mesin gullotine ini dipengeruhi oleh kemiringan dan
kelonggaran (suaian) antara kedua posisi pisau. Untuk mendapatkan hasil
pemotongan yang baik tehadap pelat yang dipotang sesuai antara ke 2
mata pisau harus jenis pelat yang dipotong. Sesuai mata pisau yang
diizinkan menurut pengujian Feeler Gouges untuk baja dan brass dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Suaian pisau mesin gullotine.
Hasil
pemotongan pelat yang baik dan sesuai menurut kelonggarannya (suaian)
yang diizinkan dapat dilihat pada gambar berikut. Hasil pemotongan ini
menurut pengujian feeler gauges.
10
2. Proses Tekuk (Bending)
Pada proses tekuk ini, mesin yang digunakan untuk melipat atau menekuk plat adalah mesin bending manual dan bending Hydraulic Pipe Bender. Bending manual digunakan
untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk
pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan
panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan hydraulic pipe bender digunakan
untuk menekuk benda kerja yang berbentuk silinder. Secara mekanika
proses penekukan ini terdiri dari dua komponen gaya yakni: tarik dan
tekan (lihat gambar). Pada gambar memperlihatkan pelat yang mengalami
proses pembengkokan ini terjadi peregangan, netral, dan pengkerutan.
Daerah peregangan terlihat pada sisi uar pembengkokan, dimana daerah
ini terjadi deformasi plastis atau perobahan bentuk. Peregangan ini
menyebabkan pelat mengalami pertambahan panjang. Daerah netral
merupakan daerah yang tidak mengalami perobahan. Artinya pada daerah
netral ini pelat tidak mengalami pertambahan panjang atau
perpendekkan. Daerah sisi bagian dalam pembengkokan merupakan daerah
yang mengalami penekanan, dimana daerah ini mengalami pengkerutan dan
penambahan ketebalan, hal ini disebabkan karena daerah ini mengalami
perobahan panjang yakni perpendekan.atau menjadi pendek akibat gaya
tekan 11
yang
dialami oleh pelat. Proses ini dilakukan dengan menjepit pelat diantara
landasan dan sepatu penjepit selanjutnya bilah penekuk diputar ke arah
atas menekan bagian pelat yang akan mengalami penekukan Gambar
Gambar 2.4 Penekuk awal
Pada
Gambar posisi tuas penekuk diangkat ke atas sampai membentuk sudut
melebihi sudut pembentukan yang dinginkan. Besarnya kelebihan sudut
pembengkokan ini dapat dihitung berdasarkan tebal pelat, kekerasan bahan
pelat dan panjang bidang membengkokkan / penekukan.
<!--[endif]-->
<!--[if !vml]--><!--[endif]-->
Gambar 2.5 Penekuk plat
Langkah
proses penekukan pelat dapat dilakukan dengan mempertimbangkan sisi
bagian pelat yang akan dibentuk. Langkah penekukan ini harus
diperhatikan sebelumnya, sebab apabila proses penekukan ini tidak
menurut prosedurnya maka akan terjadi salah langkah. Salah langkah ini
sangat ditentukan oleh sisi dari pelat yang dibengkokan dan kemampuan
mesin bending/tekuk tersebut. Komponen pelat yang akan dibengkokan
sangat bervariasi. Tujuan proses pembengkokan pada bagian tepi maupun
body pelat ini diantaranya adalah untuk memberikan kekakuan pada
bentangan pelat.
Gambar
memperlihatkan sudut tekuk yang terbentuk pada proses pelipatan pelat,
dimana pada bagian sisi atas pelat mengalami peregangan dan bagian bawah
mengalami pengkerutan.
Langkah-langkah proses tekuk untuk sambungan lipat
Dua
hal penting dalam bending pipa adalah 1. untuk menjaga pipa dari
mendatarkan menjadi bentuk elips di tikungan 2. untuk menghindari
kerutan di bagian cekung dari tikungan. Ini mungkin dicapai dengan
menekuk pipa di atas bentuk berlekuk ditunjukkan pada Gambar. Sisi
formulir dapat diperpanjang jauh di atas alur untuk memegang sisi pipa
terhadap menggembung sepanjang tikungan. Formulir ini dapat digunakan
untuk dingin bending pipa sampai sekitar 1 1/2-inch diameter, sedangkan
sebuah bentuk yang lebih rumit, cocok untuk pipa yang lebih besar, pada
pipa besar harus dipanaskan merah untuk memfasilitasi lentur.
Pipa
berbentuk silender mungkin diisi dengan pasir dan terpasang untuk
membantu memegang bagian penampang silang, dan, jika bentuk bending
tidak tersedia, rahang catok mungkin menyebar terpisah cukup jauh untuk
pipa yang akan diadakan di antara mereka selama lentur . Hal ini akan
menjaga sisi pipa dari menggembung. Lapisan dilas pipa harus berada di
bagian tenggorokan atau cekung dari tikungan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembengkokan pelat Hasil pembengkokan pelat yang baik dapat dihasilkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Periksa terlebih dahulu terutama dies, atau sepatu pembentuk, sudut pembengkokan yang diinginkan.
2.
Tandailah sisi bagian tepi pelat yang akan dibengkokkan. 3. Posisi
tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dien pembengkok. 4.
Penjepitan pelat harus kuat
5. Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang dikehendaki
6. Sesuaikan dies landasan dengan bentuk pembengkokan yang diinginkan. 7. Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisisisi yang akan dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mengerjakan posisi 15
pelat yang mudah
8. Jika
ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig atau
alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini
bertujuan untuk memudahkan pekerjaan sehingga menghasilkan bentuk pembengkokan yang sama
3. Proses Pengerolan
Pengerolan
merupakan proses pembentukan yang dilakukan dengan menjepit pelat
diantara dua rol. Rol tekan dan rol utama berputar berlawanan arah
sehingga dapat menggerakan pelat. Pelat bergerak linear melewati rol
pembentuk. Posisi rol pembentuk berada di bawah garis gerakkan pelat,
sehingga pelat tertekan dan mengalami pembengkokan. Akibat penekanan
dari rol pembentuk dengan putaran rol penjepit ini maka terjadilah
proses pengerolan. Pada saat pelat bergerak melewati rol pembentuk
dengan kondisi pembenkokan yang sama maka akan menhasilkan radius
pengerolan yang merata.Contoh gambar:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar